Total Tayangan Halaman

Rabu, 09 Maret 2011


Sedekah Bumi dan Sedekah Laut di Kabupaten Pati

Sedekah laut dan sedekah bumi merupakan budaya yang unik, kemungkinan hanya ada di daerah Jawa Tengah saja yang diantaranya ada di daaerah kabupaten Pati. Sedekah bumi dan sedekah laut dilakukan untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat dan karuniaNya disamping dipanjatkan permohonan agar Tuhan Yang Maha esa tetap berkenan memberikan ridho dan barokah serta keselamatan untuk hari-hari berikutnya. Upacara ritual sedekah laut di Pati dilaksanakan dua kecamatan yaitu kecamatan Tayu dan Kecamatan Juwana. Ritual Upacara Sedekah laut di Pati diawali dengan upacara kecil yang disebut Jhodang Sajen kemudian dilarung. Jhodang Sajen berbentuk Perahu Naga Mina. Ritual ini biasanya diadakan setiap setahun sekali yakni tiap tanggal atau hari antara Hari raya Idul Fitri dengan Ketupat. Seperti halnya sedekah laut, sedekah bumi juga di laksanakan setiap satu tahun sekali sehabis hari raya idul fitri sama seperti dengan sedekah laut.
Upacara tradisional sedekah bumi ditujukan untuk tujuan tolak bala dengan cara seperti ruwat bumi, upacara selamatan di makam para leluhur. Dalam Sedekah Bumi yang di adakan di tiap desa yang ada di kabupaten Pati ada yang berbeda tapi yang sama adalah mengenai tradisi apa yang di petaskan dalam acara sedekah bumi tersebut. Tradisi yang biasanya di pentaskan untuk hiburan yang tidak boleh tidak ada adalah wayang kulit dan ketoprak, kedua tradisi ini dalam sedekah Bumi dan laut pasti ada. Dalam sedekah bumi yang dilakukan oleh tiap desa yang ada di Kabupaten pati harinya berbeda satu sama lain tapi bulannya masih sama yaitu sehabis idul fitri. Sedangkan kalau sedekah laut yang ada di kabupaten Pati itu dilakukan oleh kecamatan Tayu dan desa Dendar dan desa Mbajo Mulyo yang masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, dalam acara ritual sedekah laut ini para warga masyarakat saling bekerjasama dalam prosesi acara ritual sedekah laut itu karena upacara itu  merupakan upacara untuk mensyukuri nikmat dan karunia yang telah di berikan Allah kepadanya selama satu tahun ini sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam tradisi sedekah laut dan Bumi tempat pelaksanaan upacaranya berbeda. Kalau sedekah laut tempat upacaranya dilakukan ditengah laut di tandai dengan dilarungkannya sesajen yang di tunjukan untuk besyukur atas nilkmat dan karunia yang telah di dapat para nelayan dalam menangkap ikan dilaut. Sedangkan kalau sedekah bumi tempat dilakukan upacaranya dilakukan di tempat yang di anggap keramat di desa itu seperti yang dilakukan di desa Suwaduk Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati tempat acaranya di lakukan di jengkeng dan waru dekem yang menurut kepercayaan masyarakat cerita dari orang-orang tua tempat itu merupakat tempat dari orang yang dulu pertama kali mendirikan desa dan pertama tinggal dalam desa itu sehingga para penduduk sangat menghormatinya sebagai orang yang telah berjasa besar dalam kehidupan mereka. Dalam tradisi sedekah bumi dan sedekah laut masyarkat yang melakukan upacara itu menyediakan berbagai sesajen untuk di kumpulkan di tempat tertentu lalu di doakan oleh kepala adat atau mbah modin orang yang di agap pintar agamanya. Setelah itu baru setelah selesai berdoa sesajen yang di kumpulkan tadi di bagi-bagikan kepada warga dan dimakan bersama-sama untuk mempererat tali persaudaraan di antara warga atau masyarakat desa tersebut.

Rabu, 02 Maret 2011

JEPANG PADA PDII


JEPANG PADA PERANG DUNIA II
DIDIN HARIANTO
PENDIDIKAN SEJARAH
09406244001

A.                PENDAHULUAN
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PDII) adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua tua; yaitu Afrika, Asia dan Eropa. Berikut adalah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.
B.                 SEBAB JEPANG TERLIBAT PERANG DUNIA II
Jepang pada masa pemerintahan keluarga tokugawa yang dikenal dengan pemerintahan tangan besi dan bersifat feodal melakukan politik isolasi dan akhirnya berhasil dipatahkan oleh Commodore Perry dengan adanya Perjanjian Kanagawa pada tanggal 13 Maret 1854. Pada tanggal 8 November 1867 shogun meletakan jabatan dan menyerahkan kembali kekuasaan kepada kaisar. Delapan bulan sebelum shogun terakhir meletakan jabatan, Kaisar Komei meninggal pada 3 Februari 1867 kemuadian di gantikan oleh Kaisar Meiji. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan keluarga Tokugawa yang telah berlangsung selama 2,5 abad lamanya.
Secara resmi mutsuhito (Kaisar Meiji) memengang pemerintahan dari 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912. Meiji Tenno memindahkan pusat pemerintahannya dari Kyoto ke Edo yang kemudian namanya diubah menjadi Tokyo yang berarti “ibu kota di timur”[1]. Selanjutnya, sejak 1868 di mulailah pembangunan Jepang yang dikenal dengan nama Restorasi Meiji[2]. Dengan demikian inti restorasi Meiji adalah pemulihan kekuasaan politik dari keluarga Tokugawa kepada Kaisar dan modernisasi. Pada masa Meiji ini kita dapat melihat dengan jelas mengenai kedudukan dan fungsi kaisar. Dalam Konstitusi ternyata bahwa :
1.      Kaisar adalah sumber segala kekuasaan.
2.      Real power (kekuasaan riil/praktis) dijalankan badan-badan pemerintah atas nama kaisar.
3.      Kedudukan Kaisar adalah suci dan tidak dapat diganggu gugat[3].
Tenno Meiji meninggal dalam tahun 1912, kemudian digantikan oleh puteranya sampai tahun 1926 dengan gelar Tenno Taishi. Akan tetapi Tenno yang baru ini dalam memegang tampuk pemerintahan tidak secakap ayahnya, dan tahun 1926 digantikan oleh putra mahkota Hirohito dengan gelar Tenno Heika dengan masa Pemerintahan Showa.
Pada masa pemerintahan Showa (Kaisar Hirohito) inilah yang menyeret Jepang ke dalam Perang Dunia II. Sebab Jepang bercita-cita untuk membentuk Negara Asia Timur Raya yang diilhami oleh ajaran Shinto tentang Hakko Ichi-u (dunia sebagai satu keluarga – di bawah pimpinan jepang). Memang dalam Konstitusi Kekaisaran Jepang Raya yang diundangkan pada tanggal 11 Februari 1889, yang berlaku sampai Perang Dunia II, antara lain menyebutkan bahwa Dari Nippon Teikkoku (Negara Kekaisaran Jepang Raya) dikuasai oleh Kaisar[4]. Dalam Konstitusi juga disebutkan bahwa kekuasaan kaisar adalah suci dan tidak dapat diganggu gugat. Konstitusi juga menentukan kaitan Kaisar dengan militer, misalnya, pasal 11 : Kaisar memegang jabatan tertinggi atas Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Pasal 13 menyebutkan bahwa Kaisar menyatakan perang, membuat perdamaian dan mebuat perjanjian-perjanjian[5].
Dari cita-cita Jepang yang ingin mendirikan negara Asia Timur raya dan berambisi besar untuk menggantikan kedudukan bangsa-bangsa Asia dari penjajahan bangsa kulit putih. Cita-cita yang tinggi memaksa Jepang harus melibatkan diri dalam kancah peperangan di pasifik. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan Jepang bercita-cita untuk membentuk Negara Asia Timur Raya adalah sebagai berikut :
a.       Jepang insyaf benar akan panggilannya untuk menjadi pemimpin Asia.
b.      Jepang merasa dirinya kuat untuk berhadapan dengan kekuatan Barat yang terbesar di Asia.
c.       Kemajuan industri dan perdagangan yang pesat, memaksa Jepang harus secepatnya mencari daerah-daerah Asia sebagai tempat pasaran hasil industri dan pengambilan bahan mentah.
d.      Kepadatan penduduk yang semakin pesat perkembangannya, merupakan masalah sulit yang harus dipecahkan.
Untuk merealisasikan cita-citanya, Jepang melakukan tindakan sebagai berikut :
a.       Mebentuk Pact Anti Commintern pada 1936 yang beranggotakan Jepang, Jerman, Italia, Hongaria, Manchukuo dan Spanyol.
b.      Membentuk Pact Poros pada tahun 1940, sebab setelah Jepang berhasil merebut Indochina dari tangan Perancis pada tahun 1940, maka Jepang segera mengadakan perjanjian dengan Jerman dan Italia.
c.       Mengadakan perjanjian netral dengan Rusia (neutrality Pact) tahun 1941, maksudya perjanjian ini untuk tidak saling menyerang[6].
C.                 PERANG PASIFIK
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa. Jepang telah menginvasi Cina pada tahun 1931[7]. Jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret 1932 Jepang mendirikan negara boneka manchukuo, dengan Henry Pu Yi bekas kaisar Hsuan T’ung di Cina diangkat menjadi Presiden Manchuria pada tanggal 9 maret 1934, Henry Pu Yi dinobatkan menjadi Kaisar Manchukuo.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei 1940 yang mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai "American Volunteer Group" (AVG) (juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault). Selama tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik Amerika. Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.
Pada 1940, Jepang menduduki Indocina Perancis (kini Vietnam) sesuai persetujuan dengan Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Pembebasan Perancis (Forces Françaises Libres/FFL), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman serta Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan memboikot kiriman minyak terhadap Jepang.
Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor.
Pada 8 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik[8]. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang. Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina dan koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dan sejarah yang paling memalukan bagi Britania.
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America (Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda), Australia) yang berkedudukan di Bandung[9]. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Sejak peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia meskipun demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa ditinggalkan dalam pertempuran ini. Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan Porong.
Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi berada pada Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk. Berkat pengintaian dengan kapal selam dan terbukanya kode telegram Jepang, sebelum tanggal 17 April laksamana Chester Nimitz yang menjadi pucuk pimpinan armada Amerika di Pasifik dan selama pertempuran selalu berkedudukan di Hawaii, sudah dapat menerka dengan pasti, bahwa tujuan Jepang ialah pendaratan di Port Moresby dan Tulagi[10]. Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk yang industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS kehilangan satu kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan.
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara, Yunani dan Timur Tengah.
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada bulan Mei 1942 Jepang telah berhasil menguasai Pulau Tulagi di Kepulauan Solomon. Tindakan berikutnya ialah mendarat di Guadacanal,di mana mereka segera membuat lapangan udara. Pada 7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika Serikat dengan 11.000 marinir di waktu malam yang tak dapat diduga dan dapat dicegah Jepang[11]. Pada akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943.
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.Pemerintahan Kuomintang meluas sampai ke Manchuria maka tercetus peristiwa Manchuria[12].Tentara Nasionalis Cina (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis Cina dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap Cina, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.
Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang berakhir.
Bom atom berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki, Jepang.
Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Diantara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.
Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945,pesawat bomber jenis Boeing B-29 Superfortress "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom Fat Man di Nagasaki.
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menandatangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di teluk Tokyo.
D.                PENUTUP
Jepang mulai terlibat dalam perang pada masa kekaisaran Hirohito karena Jepang bercita-cita untuk membentuk Negara Asia Timur Raya yang diilhami oleh ajaran Shinto tentang Hakko Ichi-u dan berambisi besar untuk menggantikan kedudukan bangsa-bangsa Asia dari penjajahan bangsa kulit putih. Jepang terlibat perang pasifik dengan Amerika. Berakhirnya Perang Dunia II di tandainya penyerahan tanpa syarat Jepang kepada Amerika serikat pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di teluk Tokyo, karena kota Nagasaki dan Hirosima di bom atom oleh Amerika.
E.                 DAPTAR PUSTAKA
·         Suryohadiprojo, sayidiman.1982.Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjuangan Hidup.Tokyo : Universitas Indonesia Press dan Pustaka Bradjaguna.
·         Martinah PW. 1973.Sejarah Jepang, Ringkasan dari The History of Japan,karya K.S. Latourette. Yogyakarta : FKIS-IKIP Yogyakarta.
·         I Ketut Suradjaja.1984.Pergerakan Demokrasi Jepang.Jakarta : PT. Karya Uni Press.
·         Leo Agung S.2006.Sejarah Asia Timur 2.Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS dan UNS Press.
·         Jansen, Marius B. 1983. Jepang Selama Dua Abad Perubahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
·         Wakaba, Royal.1989.Jepang Dewasa Ini. Japan : International Sosiety For Educational.
P.K. Ojong.2001.Perang Pasifik. Jakarta : Kompas.


[1] Royal Wakaba, Jepang Dewasa Ini, International Society For Educational Information, 1989,hal.11.
[2] Sayidiman Suryohadiprojo, Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjuangan Hidup, Universitas Indonesia Press dan Pustaka Bradjaguna,1992,hal.56.
[3] Martinah PW, Sejarah Jepang, Ringkasan dari The History of Japan,karya K.S. Latourette. FKIS-IKIP Yogyakarta,1973,hal.23.
[4] I Ketut Suradjaja, Pergerakan Demokrasi Jepang. PT. Karya Uni Press,1984,hal.153.
[5] Ibid,hal.154.
[6] Leo Agung S, Sejarah Asia Timur 2, Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS dan UNS Press,2006,hal.99-100.
[7] Marius B. Janse, Jepang Selama Dua Abad Perubahan,Gadjah Mada Universty Press,1983,hal.67.
[8] P.K. Ojong, Perang Pasifik,Kompas,2001,hal 1.
[9] Ibid,hal.11.
[10] Ibid,hal.33.
[11] Ibid,hal.59-60.
[12] Ibid,hal.65.